Jumat, 07 Mei 2010

PEMBUATAN ASAM PIKRAT

PEMBUATAN ASAM PIKRAT

2,4,6-trinitrofenol

asam pikrat adalah senyawa kimia yang bersifat eksplosive. terbentuk karena reaksi antara Fenol dan asam nitrat hingga menghasilkan 2,4,6-trinitrofenol

c2,4,6-trinitrofenol atau picric asam kuat yang lebih tua peledak untuk penggunaan militer. Saat ini, hampir tidak. Memang menarik bahwa garam asam Picric sudah dikenal alkemis - file alkimia 1742 menggambarkan persiapan assay picrate timah dan potasium picrate alat tes.

Picric asam adalah kristal putih kekuningan. Air sedikit larut dalam 20 ° C dalam 100 g air melarutkan 1,1 g TNF, pada 100 ° C 7,25 g Ada sedikit hydroskopická. Hal ini baik organik larut dalam pelarut, terutama aseton (43 gram dalam 100 g pada 25 ° C), metanol (21 gram dalam 100 g pada 25 ° C), sedikit larut dalam asam sulfat dan asam nitrat pada suhu kamar, kelarutan meningkat seiring dengan temperatur . Ketika dipanaskan di atas titik leleh (122.5 ° C) dimulai sublim. Asam Picric asam di alam. Asam-adalah relatif stabil. Dengan prinsip-prinsip menciptakan pikráty (garam dari asam picric), yang sangat sensitif dan termasuk di antara ledakan. Dengan peningkatan berat atom logam sensitivitas tumbuh. Para logam di hadapan air atau dalam keadaan cair juga menciptakan pikráty. Mengandung asam Picric manipulasi berbahaya. Asam Picric juga memproduksi ester, misalnya Trinitroanisol dan trinitrofenetol.

Picric lebih beracun daripada nitrolátky aromatik. Dosis mematikan tunggal untuk kelinci adalah sekitar 0,5 gram untuk 1 kg berat hidup, mengumpulkan di dalam tubuh.. Menembus kulit, kulit, rambut, kuku, gigi dan air liur pada warna kuning. Lemah larutan picric asam (0,05%) selama setengah jam untuk membunuh banyak bakteri (seperti bakteri dan tifus).

Fenol

Fenol

Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil.

Karakteristik

Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O yang dapat dilarutkan dalam air.

Dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya, fenol bersifat lebih asam. Hal ini dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan NaOH, di mana fenol dapat melepaskan H+. Pada keadaan yang sama, alkohol alifatik lainnya tidak dapat bereaksi seperti itu. Pelepasan ini diakibatkan pelengkapan orbital antara satu-satunya pasangan oksigen dan sistem aromatik, yang mendelokalisasi beban negatif melalui cincin tersebut dan menstabilkan anionnya

Produksi

Fenol didapatkan melalui oksidasi sebagian pada benzena atau asam benzoat dengan proses Raschig, Fenol juga dapat diperoleh sebagai hasil dari oksidasi batu bara.

Penggunaan

Fenol dapat digunakan sebagai antiseptik seperti yang digunakan Sir Joseph Lister saat mempraktikkan pembedahan antiseptik. Fenol merupakan komponen utama pada anstiseptik dagang, triklorofenol atau dikenal sebagai TCP (trichlorophenol). Fenol juga merupakan bagian komposisi beberapa anestitika oral, misalnya semprotan kloraseptik.

Fenol berfungsi dalam pembuatan obat-obatan (bagian dari produksi aspirin, pembasmi rumput liar, dan lainnya.

Fenol yang terkonsentrasi dapat mengakibatkan pembakaran kimiawi pada kulit yang terbuka.

Penyuntikan fenol juga pernah digunakan pada eksekusi mati. Penyuntikan ini sering digunakan pada masa Nazi, Perang Dunia II. Suntikan fenol diberikan pada ribuan orang di kemah-kemah, terutama di Auschwitz-Birkenau. Penyuntikan ini dilakukan oleh dokter secara penyuntikan ke vena (intravena) di lengan dan jantung. Penyuntikan ke jantung dapat mengakibatkan kematian langsung.

cFenol merupakan salah satu kornponen dalam air limbah yang sangat berbahaya. Disamping kerugian yang ditimbulkan, fenol merupakan senyawa yang memiliki banyak kegunaan, sehingga pemulihan fenol dart air limbah rnerupakan hal yang menarik. Membran cair emulsi adalah metode yang menjanjikan untuk memisahkan dan memekatkan beberapa spesi dari aliran dalam air, karena merupakan kombinasi proses ekstraksi dan stripping.

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh koefisien perpindahan massa fenol, selanjutnya digunakan untuk estimasi biaya modal dan produksi proses secara keseluruhan. Penelitian diawali dengan serangkaian percobaan untuk melihat secara langsung pengaruh kondisi operasi yaitu rasio volume air limbah dengan volume emulsi, konsentrasi awal fenol, dan kecepatan putaran pengaduk terhadap koefisien perpindahan massa fenol. Sebagai membran cair digunakan kerosene, dan sebagai pelucut digunakan NaOH 0.1 M.

Hasil eksperimen menunjukkan bahwa lebih dari 90% fenol dapat dipulihkan dart air limbah. Pemulihan berlangsung sangat cepat yaitu 0 hingga 60 detik yang ditunjukkan dengan pemunman nilai koefisien perpindahan massa fenol yang besar. Setelah 60 detik, konsentrasi fenol cenderung konstan bahkan naik, karena emulsi mulai rusak. Proses ini memungkinkan perolehan effluent fenol I ppm hanya dalam 2 tahap proses. Estimasi biaya modal dan biaya produksi proses dengan membran cair emulsi juga telah dilakukan. Untuk mengolah 2800 m/hari umpan dengan konsentrasi awal 20.000 ppm dibutuhkan biaya modal sebesar US$ 2.1 juta, dan biaya produksi per 1000 galon sebesar US$ 5.9. Hasil ini jauh lebih ekonomis dibanding metode ekstraksi cair/cair

1 komentar: